top of page
Search

Keamanan Pemeriksaan Radiologi pada Kehamilan

Selama masa kehamilan, tubuh wanita terus mengalami perubahan disertai dengan bertumbuhnya janin dalam kandungan. Untuk dapat membantu menilai perkembangan janin ataupun mendiagnosis penyakit yang bisa terjadi dalam kehamilan, terkadang ada kalanya pemeriksaan radiologi perlu dilakukan.

Pemeriksaan radiologi merupakan bentuk pemeriksaan tambahan yang dapat membantu memberikan informasi yang tidak dapat kita temukan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik terhadap pasien

Tidak semua pemeriksaan radiologi dapat dilakukan pada wanita hamil. Jenis dan intensitas pemeriksaan yang dilakukan bergantung pada usia kehamilan. Pada trimester pertama pemeriksaan radiologi dapat menimbulkan efek yang cukup berbahaya, meliputi kematian janin, gagal tumbuh, malformasi organ, ukuran kepala kecil, retardasi mental dan penurunan IQ. Setelah memasuki usia kehamilan trimester dua dan trimester tiga, walaupun kebanyakan tidak menimbulkan risiko, jika pemeriksaan radiologi yang digunakan tidak sesuai tetap dapat menimbulkan risiko yang cukup berbahaya.

Terdapat beberapa jenis pemeriksaan radiologi yang pada umumnya dapat digunakan pada masa kehamilan:


Ultrasonografi

Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sering digunakan pada masa kehamilan. Umumnya pemeriksaan ini digunakan untuk menilai perkembangan janin atau kelainan pada daerah perut. Hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukan adanya risiko yang dapat ditimbulkan dari pemeriksaan ini terhadap ibu, janin maupun pada masa awal kelahiran dan perkembangan anak. Oleh karena itu dapat dikatakan pemeriksaan ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang paling aman untuk dilakukan pada kehamilan


Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pencitraan resonansi magnetik atau seringkali disebut MRI umumnya dilakukan pada kehamilan bila dicurigai adanya penyakit yang terbatas pada otak atau kelainan pada janin yang tidak dapat dinilai menggunakan ultrasonografi. Dari segi keamanan, pemeriksaan MRI cukup aman pada dikarenakan MRI tidak memancarkan radiasi yang dapat membahayakan janin. Akan tetapi, pemeriksaan MRI terkadang membutuhkan konsumsi cairan kontras yang dapat membantu gambaran yang ditangkap MRI menjadi lebih jelas. Cairan tersebut dinilai dapat menimbulkan efek samping pada janin yang baru bisa terlihat saat lahir atau beberapa minggu setelah kelahiran. Oleh karena itu penggunaan MRI umumnya bukan menjadi prioritas pertama dalam pemilihan pemeriksaan radiologi yang dapat dipilih semasa kehamilan



Pemeriksaan Radiasi Pengion

Terdapat beberapa jenis radiasi pengion antara lain, foto radiografi polos (x-ray), tomografi computer (CT-SCAN), dan sinar gamma. Jenis pemeriksaan ini yang dinilai paling berbahaya dibandingkan dengan MRI dan USG. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai penyakit – penyakit yang dapat terjadi pada masa kehamilan nya. Penyakit tersebut antara lain perdarahan didalam otak, embolisme paru atau trauma akibat kecelakaan. Pemeriksaan radiasi pengion dinilai lebih berbahaya karena potensi menginduksi terjadinya kanker pada anak yang dikandung. Risiko kanker pada anak tersebut semakin meningkat seiring dengan besarnya kekuatan radiasi pengion yang digunakan dan durasi terpapar radiasi pengion tersebut. Tidak ada penelitian atau panduan yang menyatakan secara spesifik berapa lama durasi maksimal paparan radiasi pengion yang menjadi batas aman namun dari segi kekuatan radiasi pengion berdasarkan panduan yang ada dinyatakan maksimal terpapar sebesar 50 – 100 mGy. Selain itu luas area tubuh yang terpapar radiasi pengion juga turut mempengaruhi risiko kanker pada anak. Pemeriksaan radiasi pengion dari segi ekonomi merupakan jenis pemeriksaan penunjang yang lebih murah dibandingkan dua pemeriksaan lain nya. Selain itu ketersediaan jenis pemeriksaan radiasi pengion ini lebih tersebar merata di kebanyakan pusat layanan kesehatan.

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kekurangan dari masing-masing modalitas pemeriksaan diatas:

  • Pada pemeriksaan ultrasonografi walaupun tidak memberikan dampak negatif akan tetapi selalu melakukan pemeriksaan tersebut berdasarkan indikasi dan keputusan bersama antara pasien dan dokter sehingga pemeriksaan dilakukan tepat guna dan tepat indikasi.

  • Pada pemeriksaan MRI, risiko dapat diminimalisasi dengan melakukan pemeriksaan tersebut paling awal pada trimester kedua dengan indikasi yang sesuai. Selain itu, pada pemeriksaan MRI cairan kontras tidak selalu digunakan sehingga penting untuk dokter dapat menentukan apakah cairan kontras digunakan atau tidak karena dapat menurunkan risiko terhadap dampak negatif yang ditimbulkan.

  • Serupa dengan pemeriksaan MRI, pada pemeriksaan radiasi pengion, penting untuk menegakan kecurigaan terhadap sebuah penyakit pada wanita hamil dengan pasti sebelum menentukan jenis pemeriksaan radiasi pengion yang dibutuhkan. Selain hal tersebut, kekuatan radiasi yang digunakan pada wanita hamil juga umumnya akan diturunkan hingga batas bawah minimal agar risiko yang ditimbulkan pada pemeriksaan radiasi pengion menjadi lebih kecil.

Walaupun terdapat variasi dari segi keamanan sebuah pemeriksaan penunjang terhadap kehamilan, kita dapat meminimalisir risiko yang ada dengan memilih pemeriksaan penunjang yang tepat di waktu yang tepat.



Sumber

1. Applegate, K. E., Findlay, Ú., Fraser, L., Kinsella, Y., Ainsbury, L., & Bouffler, S. (2021). Radiation exposures in pregnancy, health effects and risks to the embryo/foetus—Information to inform the medical management of the pregnant patient. Journal of Radiological Protection, 41(4), S522–S539. https://doi.org/10.1088/1361-6498/ac1c95

2. Guidelines for Diagnostic Imaging During Pregnancy and Lactation. (n.d.). Retrieved May 13, 2022, from https://www.acog.org/en/clinical/clinical-guidance/committee-opinion/articles/2017/10/guidelines-for-diagnostic-imaging-during-pregnancy-and-lactation

3. Kim, E., & Boyd, B. (2022). Diagnostic Imaging of Pregnant Women and Fetuses: Literature Review. Bioengineering, 9(6), 236. https://doi.org/10.3390/bioengineering9060236

4. Radiation and pregnancy: A fact sheet for clinicians. (2023, April 12). Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/nceh/radiation/emergencies/prenatalphysician.htm

5. Seven, M., Yigin, A. K., Agirbasli, D., Alay, M. T., Kirbiyik, F., & Demir, M. (2022). Radiation exposure in pregnancy: Outcomes, perceptions and teratological counseling in Turkish women. Annals of Saudi Medicine, 42(3), 214–221. https://doi.org/10.5144/0256-4947.2022.03.03.1200

6. Wiles, R., Hankinson, B., Benbow, E., & Sharp, A. (2022). Making decisions about radiological imaging in pregnancy. BMJ, e070486. https://doi.org/10.1136/bmj-2022-070486

7. Yoon, I., & Slesinger, T. L. (2023). Radiation Exposure In Pregnancy. In StatPearls. StatPearls Publishing. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551690/


6 views0 comments
Post: Blog2_Post
bottom of page