Apa itu COVID-19?
COVID-19 (Coronavirus Disease-19) adalah infeksi pada saluran pernapasan dan disebabkan oleh coronavirus tipe SARS-CoV2. Kasus pertama terjadi di kota Wuhan, Cina di akhir tahun 2019, setelah itu menyebar antar manusia dengan sangat cepat ke berbagai negara termasuk di Indonesia. Saat ini sudah lebih dari lima ratus juta kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan angka kematian melebihi enam juta kasus. Dari data yang ditemukan di WHO, saat ini sudah ditemukan beberapa varian SARS-CoV2 penyebab COVID-19 diantaranya varian Alfa, Beta, Gamma, Delta, Kappa, Lamda, Mu, Omicron, dan masih banyak varian lainnya.
Gejala utama infeksi COVID-19 bisa menyerupai gejala flu yaitu demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan dan sesak napas, sedangkan gejala lain yang tidak selalu ditemui adalah kelelahan, nyeri otot, kehilangan indra penciuman (anosmia) dan perasa (ageusia) serta diare. Gejala biasanya dapat berlangsung 2 hari sampai 2 minggu.
Cara diagnosis COVID-19
Untuk dapat mengetahui apakah anda terinfeksi COVID-19 atau tidak maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan sesuai dengan alur pemeriksaan yang telah ditetapkan. Berikut merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan.
Rapid Test Antigen atau Antibodi : merupakan metode skrining awal untuk mengetahui keberadaan antibodi atau antigen dalam tubuh yang digunakan untuk melawan virus penyebab COVID-19. Petugas akan mengambil sampel darah dari jari pasien, lalu diteteskan ke alat untuk rapid test antibodi. Kemudian sampel darah tersebut akan ditetesi kembali dengan cairan untuk mendeteksi antibodi COVID-19. Sedangkan untuk rapid test antigen, petugas akan mengambil sampel cairan tenggorokan melalui hidung . Kemudian, sampel cairan tenggorokan akan dicampur terlebih dahulu dengan reagen, lalu diteteskan ke dalam alat. Setelah 10 – 15 menit, pada kedua pemeriksaan akan muncul hasil berupa garis pada alat tersebut. Jika hasilnya positif (dua garis) pada pemeriksaan antibodi artinya pasien pernah terpapar virus dan saat ini sedang terinfeksi. Jika hasilnya positif pada pemeriksaan antigen maka saat ini pasien sedang terinfeksi COVID-19.
Gambar hasil pemeriksaan rapid antigen positif
Sumber: Dinas Kesehatan Jakarta https://dinkes.jakarta.go.id/berita/read/catat-pasien-dengan-hasil-antigen-positif-bisa-gunakan-layanan-telemedisin; Australian Government Department of Health
RT-PCR (Reverse Transcription - Polymerase Chain Reaction): merupakan tes diagnosis COVID-19 yang lebih akurat dari rapid test. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi material genetik dari virus. Petugas kesehatan akan mengambil sampel dahak atau lendir melalui hidung dan mulut, selanjutnya sampel akan diteliti di laboratorium.
Pemeriksaan radiologi: Pemeriksaan ini menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar pada organ yang diinginkan, khusus COVID-19 biasanya dilakukan pada bagian dada atau paru-paru. Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan antara lain adalah rontgen dada dan CT scan.
Rontgen Dada pada penderita COVID-19
Rontgen dada atau rontgen thorax adalah pemeriksaan dengan menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik guna menampilkan gambaran bagian dalam dada. Melalui rontgen dada, anda dapat melihat gambaran jantung, paru – paru, saluran pernapasan, pembuluh darah dan nodus limfa (kelenjar getah bening) yang ada pada area tersebut. Rontgen dada juga dapat menunjukkan tulang belakang dan dada, termasuk payudara, tulang rusuk, tulang selangka dan bagian atas tulang belakang. Pada penderita COVID-19 umumnya gambaran rontgen akan menunjukan bercak – bercak berwarna keabuan yang terletak di berbagai lokasi pada organ paru. Jika pada rontgen dada ditemukan gambaran tersebut, maka hal ini juga dapat diperkuat dengan melakukan pemeriksaan CT scan.
Gambaran Rontgen Dada pasien COVID-19 Daerah yang ditandai dengan lingkaran merah menunjukan adanya bercak putih keabuan yang merupakan tanda infeksi
Sumber : Cozzie D, Albanesi M, Cavigli E et all (2020). Chest X-ray in new Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) infection: fndings and correlation with clinical outcome. La radiologia medica 125:730–737. [ https://www. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32519256//]
CT scan pada penderita COVID-19
CT (computed tomography) scan adalah prosedur yang menggabungkan serangkaian gambar rontgen yang diambil dari berbagai sisi di sekitar tubuh seseorang. Pemeriksaan ini menggunakan komputer untuk membuat gambar potongan melintang tulang, pembuluh darah, dan jaringan lunak yang ada di dalam tubuh orang tersebut. Prosedur ini menunjukkan gambar yang lebih detail daripada rontgen biasa. Pada penderita COVID-19 gambaran CT scan yang diperlihatkan akan cukup khas yaitu gambaran ground-glass opacification/opacity (GGO). GGO adalah istilah yang mengacu pada peningkatan densitas/kepadatan jaringan paru yang ditandai dengan warna yang lebih putih dibandingkan area sekitarnya pada hasil pemeriksaan CT scan. Warna keputihan yang dihasilkan saat dilihat memiliki tekstur seperti kaca dengan permukaan yang kasar.
Gambaran CT Scan Pasien Covid -19 Daerah yang ditandai dengan lingkaran merah menunjukan gambaran GGO
Sumber : Zhou Z,Guo D,Li C, et all (2020). Coronavirus disease 2019: initial chest CT findings. European Radiology 30:4398–4406. [ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32211963//]
Kapan saat yang tepat harus melakukan pemeriksaan rontgen dan CT scan?
Pemeriksaan rontgen dan CT scan secara umum dapat mengidentifikasi infeksi COVID-19 dengan akurasi 56% dan 85%. Hal tersebut dikarenakan pada orang yang baru terinfeksi COVID-19 atau gejala yang ditimbulkan masih ringan, belum memberikan perubahan pada paru - paru mereka sehingga rontgen dan CT scan tidak dapat digunakan sebagai pemeriksaan awal untuk mengidentifikasi COVID-19. Kedua pemeriksaan tersebut baru bisa anda lakukan ketika anda telah terkonfirmasi terinfeksi COVID-19 atau memiliki gejala yang telah disebutkan diatas disertai gejala - gejala lain yang lebih berat dan sudah mulai mengganggu aktivitas anda. Konsultasikan dengan dokter anda untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemeriksaan yang paling tepat untuk kondisi anda.
Referensi
Burhan E, Susanto AD, Isbaniah F, et all. Pedoman Tatalaksana COVID-19: Edisi 4. 2022.
Borakati E, Perera A, Johnson J, et all (2020). Diagnostic accuracy of X-ray versus CT in COVID-19: a propensity-matched database study. BMJ (https://bmjopen.bmj.com/content/10/11/e042946).
Benmalek E, Elmhamdi J, Jilbab A (2021). Comparing CT scan and chest X-ray imaging for COVID-19 diagnosis . Elsevier. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2667099221000037).
Cozzie D, Albanesi M, Cavigli E et all (2020). Chest X-ray in new Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) infection: fndings and correlation with clinical outcome. La radiologia medica 125:730–737. [https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32519256//]
Zhou Z,Guo D,Li C, et all (2020). Coronavirus disease 2019: initial chest CT findings. European Radiology 30:4398–4406. [ https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32211963//]
CDC (2021, Aug 07). Diagnostic test for COVID-19. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/lab/testing.html
WHO (2020, April 23). Diagnostics and Testing. https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/risk-comms-updates/update-23-epi-win-diagnostics-testing.pdf?sfvrsn=572ed182_2
Dinas Kesehatan Jakarta https://dinkes.jakarta.go.id/berita/read/catat-pasien-dengan-hasil-antigen-positif-bisa-gunakan-layanan-telemedisin
Kommentarer