top of page
Search

WASPADA “TUNGAU” DAPAT MENIMBULKAN PENYAKIT KULIT MENULAR “KUDIS” ATAU “SKABIES”, YUK DI SIMAK!!



Siapa sangka di kota besar masih ditemukan penyakit kudis atau gudik atau skabies! Yuk cari tau penyebabnya.


Apa itu Skabies ?

Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabies var hominis.


Mengenal Penyebab dan Faktor Risiko Skabies

Penyebab Skabies adalah Sarcoptes scabiei var hominis seperti yang sudah dijelaskan diatas. Tungau ini bereproduksi pada permukaan kulit lalu masuk ke dalam kulit dengan cara menggali terowongan/kunikulus untuk bertelur, sehingga menyebabkan rasa sangat gatal. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain sosial ekonomi yang rendah, higienitas yang buruk, hubungan seksual yang bersifat promiskuitas (aktivitas seksual yang dilakukan dengan banyak atau lebih dari satu pasangan yang telah dikenal ataupun baru dikenal), dan biasanya terjadi di tempat yang padat populasi/penduduk misalnya di asrama, di pesantren serta ruang tahanan narapidana.


Tanda dan Gejala

Tanda khasnya adalah gatal ditempat infeksi dan keinginan menggaruk terjadi lebih parah di malam hari karena aktivitas tungau tersebut. Tanda dan gejala lainnya adalah temuan gambaran kulit berupa lenting kemerahan, kadang berisi air, kadang terlihat seperti benang berwarna putih atau keabu-abuan di permukaan kulit (terutama bagian kulit yang tipis dan lunak seperti di sela-sela jari, permukaan lipatan pergelangan tangan, area siku dan lipatan siku, lipatan ketiak, lipatan paha, bokong, area skrotum, area areola (sekitar puting), telapak tangan serta telapak kaki, dan lain sebagainya) dengan panjang mulai dari 2-10 mm. Benang tersebut merupakan terowongan (kunikulus) di bawah permukaan kulit yang dibuat oleh tungau betina yang bergerak. Penyakit ini menyerang sekelompok orang yang tinggal bersama (serumah, pondokan, asrama, dan perkampungan padat penduduk). Pada pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan tungau, telur, dan kotoran tungau (skibala).






Cara Penularan (Transmisi)

Kontak langsung: kutu berpindah saat bersentuhan kulit misalnya berjabat tangan, tidur bersama atau melalui hubungan seksual dengan penderita.

Kontak tidak langsung: penggunaan barang bersama seperti pakaian, handuk, sabun, perlengkapan tidur dan lain-lain.


Pemeriksaan Penunjang

Kebanyakan skabies tidak memerlukan pemeriksaan penunjang namun untuk memastikannya dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan menemukan tungau, larva, telur atau kotorannya.

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan jika terkena skabies?

  • Hindari bersentuhan kulit dengan penderita

  • Hindari pemakaian handuk, sabun, pakaian, perlengkapan tidur bersama

· Menjaga higienitas individu dan lingkungan

· Dekontaminasi pakaian dan alas tidur dengan mencuci pada suhu 60°C. Karpet, kasur, bantal, tempat duduk yang terbuat dari bahan busa atau berbulu perlu dijemur di bawah terik matahari setelah dilakukan penyedotan debu.

· Jika terkena skabies, konsultasikan ke dokter untuk diberikan obat topikal (obat oles luar) anti skabies ataupun obat minum seperti antihistamin untuk mengurangi gatal, atau bahkan antibiotik jika sudah terjadi infeksi sekunder (infeksi lanjutan seperti timbulnya nanah). Pengobatan dilakukan pada pasien dan orang serumah (satu tempat tinggal) atau orang sekitar pasien yang berhubungan erat, dan gunakanlah obat sesuai dengan anjuran dokter.


Jika anda atau orang sekitar memiliki keluhan serupa, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.






Sumber :

1. Menaldi, S. (2015). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Perdoski. (2017). Panduan Praktik Klinis bagi dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia. (2022). Retrieved 21 April 2022, from https://perdoski.id/uploads/original/2017/10/PPKPERDOSKI2017.pdf

4. RSUP Persahabatan. (2019). Skabies. https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/skabies


42 views0 comments

Recent Posts

See All
Post: Blog2_Post
bottom of page